Sabtu, 27 September 2014

WISATA NEGERI MALUKU “DESA HILA “

Daerah Maluku sangat terkenal dengan berbagai tempat wisata yang sangat indah dan menarik , adapun peningalan pra-sejarah yang selama ini menjadi tempat wisata daerah Maluku yang sama sekali belum di lihat banyak orang karena tempatnya jauh dari daerah kota sehingga jarang di kunjungi wisatawan dari luar daerah ataupun mancanegara , adapun tempat wisata yang senang dikunjungi wisatawan local karena adanya hal mistis yang membuat banyak orang tertarik dengan tempat tersebut , inilah tempat wisata tersebut .


  •        Masjid Tua Wapaue Kaitetu



Picture . Masjid Wapaue


"Mesjid Wapaue," Begitulah masyarakat menyebutnya. Nama Wapaue sendiri dalam bahasa daerah Kaitetu (Desa dimana Situs bersejarah ini berada) berarti dibawah pohon mangga barabu atau juga dikenal dengan sebutan mangga hutan (Istilah orang Maluku), mungkin karena disekitaran Mesjid Tua ini banyak terdapat pohon tersebut.

Mesjid Tua  Wapaue di bangun pada tahun 1414 dan sebagaian kalangan menilai bahwa Mesjid ini merupakan Mesjid tertua di Indonesia. Namun entah kenapa hingga saat ini, Sejarah yang kita ketahaui dari buku-buku pelajaran bahwa mesjid yang tertua adalah Mesjid Demak.
berangkat dari kontroversi tersebut mari kita beralih pada peninggalan-peninggalan peradaban Islam yang masih tersimpan dengan rapi di Mesid ini. Diantaranya :
1.      Mushaf tulisan tangan yang menurut penelitian Abdul Bagir Zein, isi dalam masjid ini dihiasi dengan mushaf al-Qur‘an yang merupakan mushaf tertua di Indonesia, yaitu mushaf Imam Muhammad Arikulapessy (imam pertama masjid Wapaue) yang selesai ditulis tangan di atas kertas Eropa pada tahun 1550. 
2.      Mushaf Nur Cahya (cucu Imam Muhammad Arikulapessy) yang selesai ditulis pada tahun 1590. Nur Cahya juga menulis karya-karya lain yang juga ditempatkan di dalam masjid, yaitu kitab Barzanji (yang berisi tentang riwayat dan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW).
3.      Kumpulan khutbah Ramadhan tahun I661, kalender Islam tahun 1407, dan manuskrip Islam lainnya yang telah berumur ratusan tahun.
4.      Batu dan timbangan kayu untuk menentukan jumlah zakat fitrah bagi penduduk asli pada saat itu.
Dan Katanya Masjid ini pernah berpindah tempat dari atas bukit gunung yang jauh dari desa hila ke daerah perdesaan desa hila dan masjid tersebut sekarang menjadi tempat beribadah orang muslim setempat dan menjadi tempat wisata daerah desa hila .

Masih di Desa Hila, tidak jauh dari Masjid Wapaue (50 Meter) ke arah Utara terdapat bangunan sejarah yang tak kalah menarik yakni Gereja Tua Imanuel yang mana merupakan bangunan kedua yang di bangun oleh Belanda di Pulau Ambon. Gereja ini sendiri pernah beberapa kali di pugar namun bentuk aslinya tetap di pertahankan. Sayangnya konflik SARA yang berlangsung di wilayah Maluku juga berimbas pada bangunan bersejarah tesebut. Dan setelah angin perdamaian mulai tertiup di Bumi Para Raja Gereja Tua Imanuel pun kembali di bangun, dengan arsitektur bentuk yang sama. Katanya masyarakat setempat mengatakan gereja ini termasuk salah satu gereja tertua di Indonesia dan Gereja ini pernah di bakar pada zaman peperangan di Maluku namun Gereja ini tidak terbakar dan sekarang gereja ini menjadi tempat wisata .


  •        Gereja Imanuel








Picture . Gereja Tua Imanuell

Tidak Jauh Dari Gerja Tua Imanuel terdapat sebuah benteng bekas peningalan bangsa portugis , Nama benteng tersebut adalah Benteng Amsterdam terletak di Desa Hila Kecamatan leihitu. Benteng ini di bangun oleh bangsa Portugis dan pada awalnya digunakan sebagai loji tempat penyimpanan rempah-rempah (Pala dan cengkih). Setelah diambil alih Belanda, gudang penyimpanan rempah-rempah itu dijadikan benteng VOC. Sekitar tahun 1640, Gubernur Gerard Demmer memugarnya bangunan ini dan berganti nama menjadi Benteng Amsterdam.


  • Benteng Amsterdam







Picture. Benteng Amsterdam

Untuk menuju Benteng Amsterdam di Desa Hila anda dapat menempuh perjalan darat dari pusat kota Ambon dengan menggunakan angkutan umum maupun charteran. Jarak dari pusat Kota yakni kurang lebih 35 Km ,sedangkan dari Bandara Pattimura kurang lebih 25 Km. Dalam perjalanan menuju Ibu Kota Kecamatan Leihitu ini (Hila) mata anda akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa, mulai dari Teluk baguala dengan airnya yang jernih dan tenang, selanjutnya anda akan disuguhi pemandangan pegunungan tatkala mulai memasuki kawasan Kecamatan Leihitu. Jalan berkelok mendaki dan menurun dengan pemandangan alam yang mempesona lebih terasa makin menyapa saat lambaian pohon cengkih dan pala menari gemulai di kiri kanan jalan. Satu lagi yang istimewa saat memasuki Kecamatan ini anda akan kembali disuguhi pemandangan Pantai yang indah dari ketinggian bukit karang di desa Hitu. Tidak sampai disitu saja, dari desa hitu menuju pusat Kecamatan (Desa Hila) hamparan pasir putih dengan kilauan cahaya yang bermain di riak air laut akan senantiasa mendampingi perjalanan anda. “Tidak ada salahnya jika anda hendak rehat sejenak guna menikmati hembusan angin laut”.
Adapun yang dapat anda saksikan pada Benteng Amsterdam yakni berupa perlengkapan perang milik belanda dan juga barang pecah belah yang telah berusia ratusan tahun. untuk tambahan di Desa Hila juga terdapat banyak Rumah Tua (Rumah Marga) yang telah dinyatakan oleh pemerintah sebagai bangunan cagar budaya.
Sekedar informasi yang tidak boleh anda lewatkan, dari Benteng Amsterdam anda dapat menyaksikan indahnya sunset serta megahnya pesisir pantai pulau seram (Nusa Ina)

Adapun kelebihan dan kekurangan dari tempat wisata ini sehingga banyak wisatawan yang jarang datang ke daerah ini :
Kelebihan 

  •      Tempatnya sangat dekat dengan pantai dan menarik
  •       Suasananya sangat nyaman
  •      Tempatnya masih alami karena di daerah perdesaan
  •      Memiliki keindahan pantai tersendiri
  •      Masyarakat yang sangat ramah dengan wisatawan
Kekurangan 

  •      Sangat jauh dari pusat kota
  •     Tidak terpelihara oleh pemerintah
Peluang 
  •     Dapat menarik banyak wisatawan dari luar daerah
  •      Dapat membuka tempat rekreasi untuk wisatawan yang datang

Ancaman 

  •     Banyak orang asing yang ingin mengembangkan wisata tersebut
  •      Pemerintah yang hampir tidak perduli dengan wisata daerah sendiri

Planing saya kedepan , saya ingin membangun sebuah tempat usaha seperti resort atau hotel terapung di daerah ini yang letaknya dekat dengan benteng Duurstede karena daerah ini masih sangat kaya dengan alamnya apalagi di daerah ini sangat indah dengan sunsetnya serta ada tempat wisatanya yang masih sangat belum terdengar di wisatawan asing ataupun local yang sangat misterius menurut saya , dan mengenai dana saya akan mengajukan proposal untuk pemerintah dalam hal mengembangkan tempat wisata tersebut serta saya akan memperkerjakan masyarakat setempat untuk memperlancarkan usaha saya , agar perekonomian masyarakat setempat stabil dan meningkat serta membawa keuntungan bagi saya , warga setempat dan pemerintah sendiri  .

Nah...........!
Selamat berwisata menyusuri lorong waktu melalui bangunan-bangunan cagar budaya yang pastinya sangat eksotis dan bakalan membuat anda berdecak kagum.
Oh iya, satu lagi nih yang sangat penting, angkot terakhir untuk kembali ke kota - dari tempat wisata sejarah ini, tersdia sampai dengan Pukul 5 sore, tapi jika anda menggunakan mobil charteran atau pribadi , maka terserah deh mau pulangnya jam berapa. Pokoknya untuk transportasi saya jamin aman.

Ada lagi nih... hehehehehe...
- Untuk Biaya masuk =  10.000/orang (per satu situs bersejarah)
- Ongkos mobil (jika menggunakan angkutan umum) = 20.000 (PP)
- Jika menggunakan mobil charteran (antar-jemput) = kurang lebih, Rp.300.000-Rp.400.000 "Sekedar saran, jika anda berkelompok maka sebaiknya menggunakan mobil charteran"
- Nah bagi anda yang merasa kelebihan uang, anda dapat menggunakan mobil rental (harganya berfariasi,) tergantung lama nyewa dan jenis mobil , biasanya hanya akan mengeluarkan duit sekitar Rp. 500.000 – Rp 700.000 per hari .

- Untuk konsumsi anda tidak perlu khawatir, sebab banyak warung/rumah Makan di daerah pelabuhan (Hila) 

Jumat, 26 September 2014

Wisata Pulau Saparua

Maluku sangat terkenal dengan suasana tempat wisatanya yang sangat indah dan nyaman , yang menarik banyak wisatawan untuk melihatnya namun ada beberapa tempat wisata yang belum pernah dilihat oleh wisatawan asing maupun dari luar daerah Maluku sendiri , dikarenakan tempat wisatanya sangat jauh dan harus melewati pulau untuk sampai di tempat wisata tersebut , salah satunya tempat wisata yang terdapat di daerah tempat asal saya yaitu di Pulau Saparua

Pulau Saparua merupakan bagian dari kepulauan Lease bersama-sama dengan Pulau Haruku dan Pulau Nusa Laut. Dari Ambon, kita bisa naik speedboat dari Pelabuhan Tulehu dengan perjalanan sekitar 1 – 2 jam tergantung kondisi gelombangnya. Pulau yang menjadi tempat lahirnya pahlawan Pattimura ini memiliki pantai yang indah diantaranya:

Pantai Waisisil dan Benteng Duurstede

 


Picture. Pantai Waisisil


Pantai Waisisil yang mana pantai ini sangat indah dengan pasir putihnya yang menghampar luas dengan sedikit dihisai dengan pohon mangrove yang tumbuh di beberapa bagian di sekitar pantai tersebut dan biasanya di tempat ini masyarakat setempat menggunakan pantai ini untuk memancing karena memancing juga merupakan salah satu mata pencarian di daerah ini , tidak jauh dari pantai waisisil didekat pantai Waisisil ini juga terdapat Sebuah benteng peningalan zaman penjajahan dahulu dan benteng ini disebut Benteng Duurstede yang dibangun Belanda pada tahun 1676 untuk menghadapi serangan Portugis dan sekarang benteng ini menjadi tempat wisata yang di kelolah oleh masyarakat setempat namun jarang sekali untuk wisatawan asing maupun local untuk datang ke benteng ini karena belum ada akomodasi yang tersedia di daerah ini namun jika ada wisatawan asing atau local yang datang ke daerah ini dan ingin mengginap , maka biasanya warga setempat menawar wisatawan untuk menginap di rumah warga setempat .


 


Picture. Benteng Duurstede

Pulau saparua juga masih memiliki beberapa pantai yang sama sekali belum pernah di lihat oleh wisatawan dari luar daerah di antaranya : Pantai Porto, Pantai Sirsaoni dan Pantai Itawaka, semua pantai ini memiliki hamparan pasir putih dengan pantai jernih yang indah, dengan gradasi warna air biru, kemudian, toska dan hijau. Pantai-pantai ini tidak komersil dan relatif belum terjamah, matahari yang cukup terik juga tidak membuat kita kehilangan semangat untuk mengagumi pemandangan luar biasa ini sepuas-puasnya sembil meresapi sejuknya angin laut yang membelai rambut.

Pantai Porto

Tidak jauh dari Pantai waisisil terdapat juga pantai porto , Pantai Porto merupakan salah satu pantai yang luas dengan pasir putihnya dan tidak luput juga di hiasi dengan pohon mangrove yang tumbuh di sekeliling pantai , namun biasanya pantai ini banyak di kunjungi pada sore hari ketika ingin melihat sunset di desa porto  .







Picture. Sunset Pantai Porto


Pantai Sirsaoni

Pantai Sirsaoni merepuakan salah satu pantai yang memiliki banyak terumbu karang sehingga biasanya tempat ini biasanya di gunakan untuk diving dan snorkeling untuk warga setempat yang ingin mencari ikan atapun bersenang - senang melepaskan hobinya untuk diving atau snorkeling .

 






Picture . Pantai Sirsaoni


Pantai Itawaka

Itawaka merupakan sebuah desa yang berdekatan dengan desa porto , dalam hmkum adat porto dan itawaka merupakan desa kaka beradik yang mana porto sebagai kaka dan itawaka sebagai adik , tidak jauh juga dari pantai porto kita dapat berjalan menuju pantai itawaka kira - kira 20 menit dari desa porto .
Pantai itawaka yang luas dengan pasir putihnya ini memiliki khas tersendiri untuk desa ini dan pantai ini telah menjadi tempat yang paling disenangi di daerah saparua khususnya desa porto dan itawaka, biasanya tempat ini digunakan untuk snorkeling dan diving atau tempat bermain anak - anak warga setempat , ada juga wisatawan yang datang k tempat ini untuk refresing namun jarang wisatawan asing atau luar daerah datang ke tempat ini karena pantai ini belum di kenal masyarakat luar .

 



Picture . Pantai Itawaka


Inilah “ Indahnya Maluku Negeri Asalku “ yang dijuluki pulau raja - raja dan memiliki banyak tempat wisata yang sangat menarik dan indah yang belum pernah dilihat oleh orang luar , Ada rasa heran yang muncul di dalam pikiranku , kenapa pantai-pantai di Pulau Saparua ini tidak terlalu terdengar di telinga traveler layaknya Pantai Natsepa dan Pintu Kota yang sering dipromosikan lewat acara Sail Banda hingga ketingkat Internasional. Pedahal pantai-pantai di Pulau Saparua memiliki pemandangan yang menakjubkan.

Padahal Jika dikelola dan difasilitasi sarana penunjang pariwisata yang baik pasti akan mampu mempromosikan Indonesia khususnya Maluku ke khalayak Internasional .
Untuk berwisata ke tempat ini tidak perlu ragu - ragu karena dijamin sangat menyenangkan dan tidak kalah saing dengan tempat wisata yang lain .


Biaya  untuk ke Pulau Saparua

·     Biaya Tiket Pesawat untuk ke Maluku ( Ambon ) sesuai dengan tanggal penerbangan .
·        Taxi dari bandara pattimura - pelabuhan Tulehu = Rp.100.000
·        Speadboat dari Pelabuhan Tulehu - Pelabuhan Haria = Rp.50.000

·    Penginapan biasanya wisatawan boleh tingal di rumah warga namun jika tidak ingin di rumah warga dan ingin di penginapan , wisatawan hanya dapat membayar Rp300.000/Malam